Fenomena Muslim Musiman
Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Semua sudah tahu tentang itu. Apalagi 10 malam terakhir bulan suci Ramadhan, semua muslim di seluruh dunia berlomba-lomba dalam beribadah agar bisa bertemu dengan malam lailatul qadar. Sungguh beruntung kita yang masih sempat mendapatkan bulan Ramadhan tahun ini. Karena kapan lagi dalam setahun kita bisa mendapatkan pahala yang berlimpah. Ucapkan? "Alhamdulillah"
Bulan Ramadhan memang bulan istimewa. Banyak diantara kita yang akan mulai memperbaiki diri saat bulan ini datang. Berpuasa 30 hari bukanlah tantangan berat untuk kita melakukan ibadah-ibadah lainnya agar memperoleh pahala berlipat ganda yang dijanjikan Allah subhanahu wa ta'ala, seperti mengaji sehari satu juz hingga akhir Ramadhan sudah khatam, memperbanyak dzikir dan bersedekah, serta ibadah-ibadah lainnya.
Semangat menjadi muslim saat bulan Ramadhan tiba bisa diukur dari banyaknya jumlah jama'ah di masjid. Seperti pengalaman saya setiap tahunnya, pada hari pertama Ramadhan masjid-masjid akan ramai. Bahkan seperti yang terjadi pada masjid kecil depan rumahku. Hari pertama, kedua, dan ketiga suasana masjid menjadi sesak dan sangat berbanding terbalik saat menghitung hari terakhir Ramadhan, shaf semakin mundur semakin renggang.
Fenomena Muslim Musiman pasti kita rasakan. Entah kita pelakunya atau pengamat dari orang-orang sekitar kita yang seperti itu. Seperti halnya musim buah-buahan punya waktu di mana kita bisa menemukannya dengan mudah. Begitu pula Muslim yang tiba-tiba ramai saat bulan Ramadhan tiba. Tadarus, sedekah, berdzikir, dan bagi perempuan mulai berbondong-bondong mengenakan hijab. Namun, entah kenapa setelah Ramadhan selesai jumlahnya nampak berkurang, baik orangnya maupun akhlaknya. Tadarus saat Ramadhan minimal sejuz sehari tapi habis Ramadhan udah maksimal sehalaman aja. Sedekah yang dilakukan tiap hari (sumbangan mesjid) abis Ramadhan udah lupa lagi sedekahnya. Dzikir tiap waktu, bahkan sampai mulutnya hampir kering masih belum berhenti, tapi setelah usai Ramadhan dzikirnya berkurang atau hampir sudah lupa juga. Shalat yang khusu' saat Ramadhan, setelah Ramadhan malah dibuat sekedar melepas kewajiban. (hal seperti ini, mungkin aku atau kamu atau kalian pasti merasakannya)
Begitulah fenomena bulan Ramadhan. Bulan suci penuh hidayah. Walaupun hanya sebulan dan sekali setahun, manfaatkan dengan sebaik-baiknya waktu itu. Untuk beribadah, berdoa dan mohon ampunan. Karena sebagai manusia biasa, kita tidak luput dari kesalahan. Dan sebaiknya akan lebih baik jika setelah keluar dari bulan Ramadhan kita membawa perubahan, menjadi manusia yang lebih baik. Be a real muslim.
Cukup sekian tulisan kali ini (bukan ceramah) semoga bermanfaat. Sampai ketemu di tulisan berikutnya.
10/7/15-AAB